TATA LETAK
Tata letak adalah suatu keputusan penting yang menentukan
efisiensi operasi secara jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak
dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif akan dapat
menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah
diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Jenis-jenis
Tata Letak
Sebuah
tata letak yang efektif memfasilitasi terjadinya : aliran bahan, manusia dan
informasi di dalam-atau-antar wilayah. Sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan hal-hal berikut :
- · Peralatan penangan bahan
- · Kapasitas dan persyaratan luas ruang
- · Lingkungan hidup dan estetika
- · Aliran informasi
- · Biaya pergerakan antar wilayah kerja
Terdapat
tujuh pendekatan biasa digunakan oleh para manajer dalam menyelesaikan
permasalahan tata letak, yaitu :
1.
Tata
Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja,
dan ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan
informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada
kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat
perubahan teknologi. Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa
diagram hubungan (relationship chart). Diagram yang disiapkan untuk sebuah
kantor desainer produk menyatakan kepala bidang pemasaran haruslah
a.
Dekat
dengan wilayah desainer
b.
Kurang
dekat dengan sekretaris pusat
c.
Tidak
dekat sama sekali dengan ruang fotokopi atau departemen keuangan.
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu
diperhatikan. Pertama, teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet,
laptop PDA menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan
memindahkan informasi secara elektronik. Kedua, perusahaan modern menciptakan
kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
2.
Tata
Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran
pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa
penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian
konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk
kepada konsumen sebanyak mungkin. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam
pengaturan toko yaitu:
a.
Tempatkan
barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
b.
Gunakan
lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai keuntungan
besar seperti kosmetika, asesories.
c.
Distribusikan
“produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung berbelanja, pada
kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak
konsumen.
d.
Gunakan
lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
e.
Sampaikan
misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama bagi konsumen.
3.
Tata Letak Gudang
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang
penyimpanan untuk tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah
jadi maupun barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material
disimpan di gudang di lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam
proses produksi. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam
persediaan dan karakter sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer yang
digunakan.
4.
Tata
Letak dengan Posisi Tetap
Pada tata letak ini, proyek tetap berada di satu tempat,
sementara para pekerja dan peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh jenis
proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan laying, jembatan, rumah
dan meja operasi di ruang operasi rumah sakit. Jika tidak dikembangkan dengan
baik, tata letak ini akan bertambah kerumitannya dikarenakan tiga faktor.
Pertama, terbatasnya tempat pada semua lokasi produksi. Kedua, setiap tahapan
yang berbeda pada proses konstruksi membutuhkan bahan yang berbeda, oleh karena
itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Ketiga,
volume bahan yang dibutuhkan bersifat dinamis sesuai perkembangan proyek.
5.
Tata
Letak Berorientasi Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented
layout) dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini
merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk.
Tata letak ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda,
atau di saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang
berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi
volume rendah dengan variasi tinggi.
6.
Tata
letak Sel Kerja
Pengaturan sel kerja digunakan di saat volume memerlukan
pengaturan khusus mesin dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi
kelompok mengidentifikasi produk yang memiliki karakteristik sama dan
kemungkinkan tidak hanya batch tertentu (sebagai contoh, beberapa unit dari
produk yang sama) tetapi juga sekumpulan batch, untuk diproses dalam sel kerja
tertentu. SeI kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dan tata letak
yang berorientasi pada proses. Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur
ulang orang dan mesin yang biasanya tersebar pada departemen proses yang
beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga
mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan
produk yang saling berkaitan.
7.
Tata
Letak Berorientasi Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di
sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi
dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak
produk. Asumsi yang digunakan adalah:
a.
Volume
yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
b.
Permintaan
produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman modal yang besar
untuk peralatan khusus.
c.
Produk
distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
d.
Pasokan
bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang seragam (cukup
terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan
peralatan khusus tersebut.